Ketinggalan #KelasONline Selasa lalu bareng mba Nurul? Berikut inilah resumenya.

Assalamualaikum teman dan guru2 di Akademi Trainer
Alhamdulillah malam ini diberikan kesempatan untuk sharing ilmu basic safety.
Pertama-tama perkenalkan terlebih dahulu,
Nama saya Nurul Fithriani, asli Surabaya dan 11 tahun yang lalu merantau di Tanaa Purai Kutai Barat Kaltim. Saya seorang Internal Trainer di PT. Trubaindo Coal Mining selanjutnya kita singkat TCM dan Alhamdulillah telah terkompetensi sebagai Pengawas Operasional Pertambangan.
Saya masih seorang kuli di perusahaan TCM yang bergerak dibidang Pertambangan Batubara dan mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa batubara dari tambang (Minepit) disesuaikan kualitasnya dengan yang diminta market. Loh, tapi kok materinya basic safety ?
Begini, pada prinsipnya pekerjaan di pertambangan merupakan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi, sehingga pembekalan pemahaman safety sangat diperlukan bagi masing2 pekerja.
Nah, training Hiradc ini awalnya didesain untuk pengawas operasional di tambang yang akan mengikuti uji kompetensi. Mengapa setiap pengawas di tambang wajib memiliki sertifikat kompentensi?
Menurut Kepmen No. 555.k/1995 (Buku ini Biblenya Pekerja Tambang) sebab Pengawas dianggap mampu dan memiliki kewajiban moral untuk melindungi dan bertanggung jawab atas Keselamatan, Kesehatan dan Kesejahteraan setiap pekerja yang menjadi bawahannya.
Bahkan Pengawas wajib memastikan lingkungan kerja bagi anggotanya aman terlebih dahulu sebelum mereka bekerja.
Yok, Kita kembali ke materi Hiradc ya.....Hiradc itu apa sih ? Singkatan dari Hazard Identification Risk Assessment and Determine Control.
Dalam Hiradc ada 3 kata kunci yang kita wrap menjadi :
Kenali Bahayanya
Nilai resikonya
Tentukan Pengendaliannya
Kata kunci yang pertama, Kenali bahayanya....Lah bahaya itu apa ?
Menurut OHSAS 18001;2007, Bahaya adalah Sesuatu yang berpotensi menimbulkan resiko. Yang bisa bikin kita celaka tetapi belum tentu mengalami cidera.
Eh bisa celaka kok belum tentu cidera ??? Apa maksudnya neh ?
Contohnya begini nih, Tiap hari kita lewat jalan beraspal neh, ngga semuanya mulus kan, terkadang ada yang lubang2 kecil dan lubang besar. Nah lubang – lubang yang dibiarkan itu disebut bahaya. Bikin orang terjatuh ngga? Bisa. Tapi ngga semuanya jatuh, masih ada yg bisa menghindar.
Resikonya jika lubang dijalan itu tidak segera ditutup, maka semakin banyak orang lain terpapar bahaya terjatuh disitu. Iya kan...
Tipe Bahaya ada beberapa :
Bahaya Kimia contohnya Asap knalpot yang bikin sesak nafas
Bahaya Fisika contohnya Tiap hari kita bekerja dibengkel motor yang bising, kebisingan termasuk dalam kategori bahaya Fisika.
Bahaya Biologi contohnya Gigitan Serangga dan Virus dari orang yang terkena influensa.
Bahaya Ergonomic, ini termasuk bahaya yang agak berbeda sebab bahaya ini adalah adanya interaksi antara manusia dan lingkungan sekitar.
Biasanya kejadian nih buat pekerja kantoran dimana pekerja duduk terlalu lama diposisi yang sama didepan computer. Menyebabkan nyeri atau cidera punggung, Bisa menyebabkan cidera mata dan cidera otot.
Kata Kunci yang kedua adalah Nilai Resikonya. Lah resiko itu apa ?
Masih menurut OHSAS 18001;2007, Resiko adalah Kemungkinan cidera yang dapat terjadi dari suatu bahaya.
Maksudnya gimana nih ?
Mudahnya kalau mengingat resiko itu pasti berhubungan dengan kata TER-
TERjatuh , TERpeleset, TERtimbun, TERperosok, TERantuk dan TERpapar
Resiko juga ada 2, Yaitu Resiko Kritis dan Resiko Sisa. Jika Resiko Kritis dapat menyebabkan tingkat cidera serius, kronis dan akut sementara Resiko sisa adalah resiko yang tertinggal walaupun sudah dilakukan upaya pengendalian.
Dan kata kunci yang ketiga adalah Tentukan Pengendaliannya
Bagaimana ?
Caranya dengan menggunakan Hierarki Kontrol Bahaya
Hierarki Kontrol Bahaya ada 4 :
Pertama Engineering Control
kedua Administrative Control
Ketiga Work Practice dan Keempat APD ( Alat Pelindung Diri)
Nah APD itu untuk melindungi resiko sisa. Btw, APD itu apa saja ? Helm, Sepatu Boot,Sarung Tangan, Kacamata itu termasuk alat-alat APD. Makanya kalau dijalan kita lihat Pak Polisi, Pak Ogah dan Tukang Parkir menggunakan Rompi yang menyala, itu alat pelindung diri (APD) supaya terlihat saat bertugas.
Ok, sekarang kita menuju ke pembahasan Hierarki yang pertama, Engineering Control adalah pengendalian suatu bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja. menghilangkan bahaya (eliminasi), Mengganti dengan yang lebih aman (Substitusi), dan rekayasa engineering (engineering)
Contohnya kadang pernah kita melihat sebuah rumah tingkat yang mempunyai tangga minimalis sehingga tidak mempunyai pegangan tangan, jadi tangganya keren gitu seperti melayang. Engineering control yang kita lakukan agar potensi bahayanya berkurang adalah memasang handrail / pegangan tangga sehingga resiko terjatuhnya berkurang (masuk di rekayasa engineering)
Nah Hierarki control yang kedua disebut Administrative control. Administrative control adalah pengendalian suatu bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor interaksi antara lingkungan kerja dengan pekerja. Administratif kontrol dilakukan, apabila paparan tidak bisa dikurangi hingga ke level yang aman melalui engineering kontrol. Beberapa contoh program administratif kontrol antara lain :
Memberikan Pelatihan pada pekerja baru
Monitoring berkelanjutan terhadap area kerja / inspeksi berkala
Pembatasan dan rotasi jam kerja maupun lokasi kerja kepada setiap individu
Kebersihan lingkungan kerja, tidak ada lantai yang tergenang air sehingga menyebabkan orang lain terpeleset atau tidak ada beda ketinggian dijalan yang menyebabkan orang terjatuh.
Jadi basic safety mengenai Hiradc ini ternyata bisa bersifat general dan diaplikasikan dikehidupan sehari-hari seperti contoh contoh yang saya paparkan diatas tadi ya. Asalkan kita mau meluangkan sedikit waktu untuk melihat potensi bahaya apa maka pengendaliannya pun dapat kita aplikasikan.
Terima Kasih atas perhatiannya, monggo yang mau nanya-nanya atau menambahkan atau sharing.
ferdinal: membuat model JSA apakah sama dengan SOP dengan menggunakan analisis jalur ?
jawab: Mas ferdinal, Untuk Model JSA tidak menggunakan Alur. analisis jalur tetapi per aktifitas Mas. Jadi untuk JSA, tentukan dahulu tugas kritisnya apa. kemudian setelah ketemu Tugas Kritis, dibuat kolom JSA yang berisi : Aktifitas/Kegiatan - Resiko/Bahaya - Kendali
Jawab: Untuk Bahaya Ergonomic Mas Budi, Misal Cidera punggung karena duduk terlalu lama diposisi yang sama cara mencegahnya yaitu seperti yang diterapkan di Training WBT dan TBNC, bahwa setiap peserta selalu berubah posisi duduknya. Jika sering bepergian dengan pesawat, ada gerakan-gerakan senam sederhana yang terdapat di booklet biasanya dibelakang kursi penumpang.
Jawab: Bahaya Biologis Pak. Saya di site juga mengalami hal yang sama, Ular sampai masuk Kamar Mandi hahaha
Jawab: Contoh JSA di lingkungan misal Mengganti Air Radiator. Mengganti Lampu diketinggian menggunakan tangga. Mengganti Regulator Gas LPG. mungkin itu contoh2 yang bisa diterapkan.
ReplyDeleteAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'