Untuk Kamu Yang Ingin Beasiswa Luar Negeri

Saat mendengar seseorang akan berangkat ke luar negeri untuk sekolah dengan beasiswa, umumnya kita akan berujar,”wahhh…enak yaa.. saya pengen lho…gimana caranya?” dan pertanyaan sejenisnya… Tapi kemudian setelah mendengar informasi mengenai persyaratan yang harus dipenuhi atau apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan beasiswa tersebut.. lalu ungkapan itu hanya menjadi obrolan semata.
Nanti, beberapa hari kemudian atau beberapa bulan kemudian atau setahun kemudian, kita mendengar lagi informasi bahwa ada seseorang atau kenalan kita atau sahabat kita, mendapatkan beasiswa ke luar negeri, lagi-lagi kita akan berkata,”Duh enaknya.. mau dong…”. Lalu kembali bertanya mengenai tips dan trik untuk mendaftar dan mendapatkan beasiswa… Tapi sekali lagi, setelah itu kita tak melakukan apapun.. atau berpikir, bahwa… “kok susah ya syaratnya… “. Dan tak melakukan apapun untuk menggapai atau setidaknya mendekati persyaratan yang diajukan…
Akhirnya, itu yang terjadi… hanya ingin, hanya ingin dan hanya berangan-angan.. di sisi lain, menganggap bahwa diri kita tak mampu mendapatkan hal itu.. jadi untuk apa melakukan ini dan itu? Atau persoalan berikutnya, kita merasa diri kita terlalu sibuk untuk mendaftar, mengikuti persyaratan.. dan jika diperlukan untuk memperbaiki kemampuan bahasa inggris kita, kita pun merasa tak punya cukup waktu.. kita sibuk dengan berbagai urusan…
Kalau sudah demikian, bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan beasiswa? Kita sebenarnya tak menginginkan hal itu… Mengapa? Karena kita sama sekali tidak berusaha melakukan sesuatu untuk menggapai keinginan itu agar jadi nyata, atau setidaknya semakin mendekati nyata…
Kalau gitu, apa yang harus dilakukan? Menurut pendapatku, yang harus dipunyai pertama kali adalah niat dan motivasi kita.. apa sebenarnya motivasi dan niat kita mendapatkan beasiswa ? kalau sekadar ingin jalan-jalan ke luar negeri… tolong dipikirkan lagi… karena beasiswa itu diberikan dengan tujuan untuk membantu pembangunan di Indonesia. Meskipun namanya beasiswa, bukan berarti semuanya gratis seratus persen… Mungkin untuk kita, sebagai penerima beasiswa, terasa bahwa beasiswa ini gratis. Padahal nggak begitu.. pemerintah kita harus melakukan perjanjian kerja sama dengan Negara lain, demi mendapatkan beasiswa tersebut. Misalnya memberikan projek pembangunan kepada mereka, atau ada imbalan lain yang intinya adalah uang Negara
Sebagai generasi muda, sebagai orang yang beragama, apakah kita tega membiarkan uang Negara yang juga artinya uang rakyat – uang yang dipungut dari pajak—kita pakai hanya untuk jalan-jalan semata? Kita bukan koruptor kan… kita juga tidak ingin dikatakan merampok uang Negara bukan? Makanya, perbaiki niat dan motivasi kita dalam mencari beasiswa… Niatkan untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, yang lebih baik.. dan akan diamalkan di negeri kita, setelah kita selesai… Tak mesti harus jadi relawan kok, jadi pegawai yang baik… jadi wartawan yang baik, jadi dosen yang baik… yang bermanfaat buat sekeling dan lingkungan kita.. juga merupakan sumbangsih yang berharga buat Negara…
Bahwa kita kemudian mendapatkan bonus, bisa jalan-jalan ke luar negeri… bisa berkenalan dengan berbagai bangsa.. bisa mendapatkan uang tabungan dari hasil beasiswa kita, itu adalah bonus… bukan tujuan utama..
Langkah kedua adalah tekad yang kuat untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri, tekad yang kuat untuk mencari beasiswa… kalo sekadar niat dan motivasi tanpa tekad yang kuat, kita akan kurang bisa bergerak.. Kita akan terkendala dengan berbagai kesibukan harian kita, tapi kalo kita punya tekad yang kuat, maka selanjutnya kita akan membuat skala prioritas … yang memasukkan dalam daftar prioritas utama kita : mencari beasiswa, mengikuti prosedurnya… dan setia pada prosesnya.
Setia pada proses? Yaa… setia pada proses. Karena kita tak tahu, kapan kita akan mendapatkan beasiswa itu.. kita tak tahu, skenario Allah SWT untuk kita saat yang terbaik mendapatkan beasiswa tersebut. Wilayah kita adalah ikhtiar, bukan hasilnya… Nah, kalau ternyata Allah menentukan bahwa baru tahun kelima kita mendapatkan beasiswa tersebut, bukankah berarti setiap tahun kita harus mendaftar beasiswa tersebut… mengikuti prosesnya, sabar menjalani semua tahapannya… dan terus begitu bertahun-tahun, sampai akhirnya kita diterima… mungkin tahun pertama kita daftar, tapi mungkin juga tahun ketiga atau malah tahun kelima, seperti temanku…Kita tidak tahu…
Tapi di tahun keberapa pun kita diterima, percayalah bahwa itulah yang terbaik… skenario terbaik yang dipilihkan Allah untuk kita… jadi, jalani saja dengan rasa syukur.
Proses apa saja yang perlu kita jalani? Pertama, menyiapkan dokumen untuk pendaftaran, mengetahui saat yang tepat kapan beasiswa itu menerima pendaftaran.. yang itu berarti, kita harus meluangkan waktu cukup banyak untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. Kemudian, jika bahasa inggris kita masih kurang, maka kita perlu mengikuti kursus bahasa inggris yang berarti ada biaya yang harus dikeluarkan, atau kita perlu belajar sendiri.. yang berarti harus disiplin waktu dan mengetahui metode belajar yang baik…
Satu catatan penting adalah, kita harus mempersiappkan jauh-jauh hari sebelum pendaftaran kita mulai. Kita tak bisa menunggu waktu pendaftaran tinggal beberapa hari, baru mencari syaratnya apa.. dan memenuhinya.. Inilah yang seringkali membuat kita terlambat untuk mendaftar, sebab syarat-syaratnya tidak terpenuhi…
Jadi, seperti bulan ini Agustus 2015.. Jika memang ingin mendaftar Baik ADS,DAAD.MONBUKAGAKUSHO,DIKTI,IELSP dan teman-temannya:D maka persiapan harus dilakukan mulai sekarang meskipun ADS buka pendaftaran Juni-awal September pada setiap tahunnya. Cek apa saja syaratnya, dan siapkan… misalnya skor TOEFL atau skor IELTS, dan surat rekomendasi dari dosen pembimbing kita dulu saat S1(Yang mau lanjut S2), atau harus berkontak dengan universitas yang kita minati… ketiga tahap itu perlu proses, nggak cukup hanya seminggu atau dua minggu sebelumnya…
Tes TOEFL/IELTS di tempat kursus dulu… kalau skornya sudah bagus, berarti satu syarat sudah siap. Tapi kalo belum, berarti kita harus –misalnya- kursus… masih ada waktu. Kan bisa meng-upgrade skor bahasa inggris kita dalam beberapa bulan, insya Allah…
Begitu juga jika harus menghubungi dosen pembimbing kita, bisa jauh-jauh.. begitu juga berkorespondensi dengan universitas di luar negeri…
Nanti pas mei- Juni, kita sudah siap untuk mendaftarkannya… Urusan mengisi form aplikasi pun perlu persiapan lho… nggak asal ngisi. Ingatlah bahwa form aplikasi kita merupakan pintu pertama untuk mewujudkan mimpi kita sekolah berbeasiswa di luar negeri….
Jadi inget lagunya Nidji : Laskar Pelangi…(efek ngeliat video MB)
Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya…
Menarilah dan terus menari, walau dunia tak seindah surge
Bersyukurlah pada Yang Kuasa, cinta kita di dunia…
Jadi, jangan putus harapan… yang penting adalah bagaimana kita berikhtiar mewujudkannya. Lagipula, beasiswa itu banyak sekali…bukan hanya ADS, chevening dan Stuned dkk… Pihak kampus juga seringkali memberikan beasiswa, lembaga-lembaga tertentu juga memberikan beasiswa. Yang terpenting motivasi kita yang kuat dan ikhtiar kita untuk mewujudkan motivasi itu…
Realisasinya? bisa cepat bisa lama.. karena realisasi bukan bagian kita, bukan wilayah kekuasaan kita tetapi Allah yang berhak menetapkan apakah kita mendapat beasiswa tahun ini atau empat tahun yang akan datang..
Mewujudkan impian apapun dibutuhkan usaha. Impian mempunyai kekuatan yang sangat besar, hanya ketika diperkuat oleh penelitian, pembelajaran dan usaha. Jika kita menjalani prosesnya, kita akan mencapai tujuan kita (Gene Perret).
Semoga Manfaat! ;)