_Hadapkan seluruh doamu kepada Dzat yang tidak ada sesuatupun yang bisa membatasi-Nya

Kajian Kitab Hikam Ust. Riyadh Ahmad
*Resume Kajian Hikam*
_Senin, 6 Maret 2017_

*_Hadapkan seluruh doamu kepada Dzat yang tidak ada sesuatupun yang bisa membatasi-Nya._*

Berdoalah kepada Allah dengan memberi pondasi pada doa itu.
Jika doa diibaratkan sebuah bangunan, pondasi doa adalah keyakinan. Keyakinan bahwa bagi Allah tidak ada yang dapat menghalangi, Allah melampaui ruang dan waktu, kuasa Allah di atas segalanya, dan semuanya mungkin bagi Allah.

Misalnya, saat kita memiliki keinginan untuk berhaji. Berdoalah dengan meyakini bahwa hal itu mungkin saja terjadi atas kehendak Allah. Tanamkan keyakinan dalam diri bahwa Allah akan mengabulkan, meskipun logika kita menyatakan ketidakmungkinan-ketidakmungkinan seperti antrean haji sangat padat, tidak punya biaya, kesehatan tidak mendukung, dll. Tapi lepaskanlah ketidakmungkinan-ketindakmungkinan itu dan yakinlah jika Allah menghendaki sesuatu itu terjadi, maka tidak ada yang bisa menghalangi.

Betapa manusia itu apabila benar-benar yakin akan Allah bahwa kuasa Allah itu tanpa batas, maka apapun yang ia inginkan akan Allah kabulkan.

Jika suatu bangunan memiliki pondasi yang lemah maka bangunan itu akan mudah roboh. Begitu pula dengan doa. Jika pondasi doa kita lemah, maka apa yang kita doakan akan sulit terealisasikan.

Janganlah kita hanya menggunakan logika, sebab logika itu didapatkan dari panca indera kita yang sangat terbatas. Sedangkan kuasa Allah itu tanpa batas.

Segala sesuatu itu pasti memiliki pengecualian. Hanya satu yang tidak ada pengecualiannya, yaitu kuasa Allah.
Mudah bagi Allah membolak-balikkan hati kita.
Mudah bagi Allah menjadikan ahli ibadah berakhir dengan su'ul khotimah.
Dan sebaliknya, mudah pula bagi-Nya menjadikan ahli maksiat berakhir husnul khotimah.
Maka, tidak ada orang yang pantas untuk sombong. Hanya Allah lah yang boleh sombong, sebab sombong itu sifat Allah. Siapapun yang mencuri sifat Allah untuk ditempelkan pada dirinya maka ia telah berdosa.

Tahajjudlah, tapi jangan merasa lebih baik dari mereka yang tidak tahajjud.
Sholatlah berjamaah, tapi jangan merasa lebih mulia dari mereka yang sholatnya munfarid.
Berhijablah syar'i, tapi jangan meremehkan saudaramu yang belum sempurna menutup aurat.

Berbuat baiklah, tetapi jangan merasa lebih baik dari yang lain. Karena barangkali dosa "merasa lebih baik" itu lebih besar dibandingkan pahala kebaikan yang kita kerjakan.

Allah lah yang berkuasa atas segala sesuatu. Allah lah yang menggenggam hati makhluk-Nya. Mintalah pertolongan kepada Allah agar hati kita, hati keluarga kita, dan hati orang-orang yang kita cintai selalu condong kepada-Nya, agar selalu diistiqomahkan dalam ketaatan dan dihindarkan dari kemaksiatan.

***

Post a Comment

emo-but-icon

Translate this blog!

Terpopuler

Update!

Komentar

Dapatkan Lebih Cepat

Friends Added

Total Pengunjung

Sedang Hits

item